Senin, 12 Maret 2012

Pengumpulan Tugas Pengantar Akuntansi II

Bagi mahasiswa yang menempuh MK. Pengantar Akuntansi II, tugas dikumpukan via Emial dengan alamat :
nsa.feunisma@gmail.com

Jumat, 24 Februari 2012

JADILAH PENGUSAHA


Dalam benak sebagian besar rakyat Indonesia, tanpa terasa sebetulnya pilihan menjadi buruh lebih mendominasi kehidupan, daripada pilihan kehidupan mandiri dengan menjadi wirausaha. Coba saja kita tentang masa depan mereka, jawaban paling banyak tentu jadi pegawai. Mulai dari pegawai negeri sipil, pegawai perusahaan, pegawai kantor, dan lain sebagainya. Masalahnya ketersediaan dan pertumbuhan lapangan kerja lebih kecil dari pertumbuhan tenaga kerja produktif.
Akibatnya pengangguran di Indonesiapun terus meningkat dari tahun ke tahun dengan tingkat kenaikan sekitar dua puluh persen.  Untuk lulusan pertumbuhan tinggi saja yang tidak terserap di dunia kerja, setiap tahun meningkat sekitar dua ratus ribu orang. Bayangkan untuk lulusan SMK, SMA yang peringkat penyumbang pengangguran menurut data yang dirilis Harian Kompas tahun 2010, masing-masing menempati peringkat satu dan dua. Tentu jumlahnya jauh lebih besar.
Hanya sayangnya kondisi ini tetap tidak mampu merubah pilihan masa depan untuk tidak bergantung kepad fihak lain. Padahal ada banyak sekali keuntungan dan keunggulan lebih menjadi pengusaha.
Pertama, dengan menjadi pengusaha, pendapatan bisa diatur sendiri sesuai dengan keinginan. Hal ini berbeda dengan menjadi karyawan yang pendapatannya diatur oleh majikan dengan jumlah yang peningkatan setiap periodenya terbatas. Bahkan pertumbuhannya seringkali dibawah tingkat inflasi, sehingga sebetulnya kehidupan bukan tambah baik, akan tetapi makin sulit.
Bahkan dengan menjadi pengusaha, penghasilan bisa menjadi tidak terbatas. Dengan kerja keras dan cerdas, professional dan istiqomah serta atas seizing Tuhan yang maha kuasa, apapun yang diinginkan insyallah akan tercapai.
Kedua, menjadi wirausaha dapat mengoptimalkan potensi yang dimiliki. Jika kita senang melukis, tentu akan dapat menjadi sumber pendapatan yang tinggi kalau digunakan dalam bisnis.Begitu juga, jika mempunyai keahlian lain. Misal melukis baju, jilbab, kaos, dan lainnya untuk dijual kembali dengan nilai yang lebih tinggi. Banyak bukti yang menunjukkan sukses bisnis ini. Seorang ibu di Malang, kini menjadi pengusaha besar karena kemampuannya melukis baju dan jilbab. Begitu juga seorang pembatik di Jalan Celaket Malang sukses menjual kaos dan baju bergambar tokoh yang lagi jadi pembicaraan. Atas karyanya menggambar ikon sepakbola baru “Irfan Bachdim”, yang bersangkutan menjadi bintang media dunia, seperti AFP, Time, Woshiongton Post dan lain sebagainya.
Ketiga, menjadi pengusaha membuat hidup kita  lebih berwarna dan tidak monoton setiap waktunya. Beda dengan kalau kita ikut orang lain. Pagi mandi dan bersiap berangkat kerja, sore pulang istirahat, malam tidur sampai pagi dan kemudian mengulang pola kehidupan yang sama seterusnya. Dengan menjadi pengusaha, waktu dan kegiatan bisa diatur menurut perencanaan sendiri. Mau tetap, mau berubah atau lainnya “its oke” karena semua bisa diatur.
Keempat, hidup akan jauh lebih bermanfaat jika kita menjadi pengusaha. Tidak hanya memberi pekerjaan kepada diri sendiri, akan tetapi dapat juga member pekerjaan kepada orang lain. Bahkan, jika dijalankan dengan manajemen yang professional, pendelegasian yang baik dan pengawasan yang terstruktur semua dijalankan oleh banyak fihak. Sebagaimana tulisan saya sebelumnya, menjadi pebisnis yang benar itu, kalau usaha bisa tetap berjalan dan berkembang tanpa kita harus ada di dalamnya (Run without me).
Prinsip ini juga didukung oleh ajaran agama yang menyatakan bahwa sebaik-baik orang adalah orang yang banyak bermanfaat bagi fihak lain (Khoirun nas anfa’uhum linnas). Kalau sudah demikian, apalagi yang harus kita ragukan untuk menjadi pengusaha. Bagaimana dengan anda ?

YANG PENTING ACTION DULU


Banyak orang terlalu banyak berfikir ketika akan memulai usaha. Mesti dimulai kapan ? modalnya dari mana ? pemasarannya bagaimana ? dan berbagai pertanyaan lainnya. Akibatnya yang muncul bukanlah keyakinan, akan tetapi justru keraguan yang terus menghantui. Dan kemudian bisa dipastikan keinginan memulai usaha tersebut, pelan tapi pasti kemudian hilang.
Agama sebetulnya mengajarkan agar kita menghindari keraguan menuju sesuatu yang pasti. Keraguan hanya akan mendatangkan persoalan baru. Pertimbangan memang penting, akan tetapi jika terlalu banyak yang muncul justru perilaku yang terbalik. Keinginan menjadi pebisnispun berbalik seratus delapan puluh derajat.
Oleh karena itu, diperlukan keberanian memulai dengan segala risiko yang mungkin dihadapi. Hidup ini penuh dengan risiko. Berbuat sesuatu pasti ada risikonya, tidak berbuatpun juga mempunyai risiko yang tidak kalah kecil. Ibarat orang berkendara motor bisa mati karena kecelakaan, begitu juga orang tidur bisa meninggal karena rumahnya roboh. Kalau sudah demikian, akan jauh lebih nikmat kita menanggung risiko karena berbuat, dari pada tidak melakukan apa-apa.
Begitu juga dalam bisnis, risiko pasti ada. Tetapi jika dilakukan dengan perhitungan yang matang, langkah yang terecana, tentu risiko yang mungkin terjadi dapat diminimalisir. Terdapat Sembilan kunci bisnis yang sering disebut dengan “TEORI SEMBILAN A”
Pertama, bertindaklah dengan perencanaan yang matang (action 1). Dengan perencanaan yang baik, penyimpangan akan dapat diminimalisir. Dalam perencanaan ini, orang seringkali salah dalam menentukan prioritas, karena lebih mempertimbangkan figur terlebih dahulu daripada faktor lainnya. Seharusnya perencanaan yang baik dimulai dengan pembahasan apa yang mau dilakukan, bagaimana cara melakukan, baru kemudian siapa yang melakukan. Dengan demikian, figure yang dipilih sudah diberi batas wewenang, tugas dan tanggung jawab. Bukannya dibalik, memilih orang terlebih dahulu terus diberi cek kosong karena bisa berbuat apa saja sesuai dengan kemauannya sendiri.
Kedua, bertindaklah dengan mengorganisasikan usaha sebagaimana yang telah direncanakan (action 2). Usaha akan dapat berjalan dengan baik, jika dilakukan melalui perencanaan yang matang dan kemudian diorganisasikan  agar setiap individu yang terlibat bergerak sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya untuk mencapai tujuan organisasi. Jika diperlukan, usaha tersebut dapat didelegasikan kepada professional. Kenapa demikian ? kita baru bisa menjadi pengusaha beneran, kalau usaha dapat berjalan tanpa kita harus menungguinya terus menerus (bussines run without you).
Ketiga, bertindaklah terus mengembangkan usaha dengan pengawasan yang baik (action 3). Dengan pengawasan yang baik, pengusaha disamping dapat dapat mengamankan harta kekayaan usaha, juga dapat menjamin dipatuhinya kebijakan manajemen. Banyak alat kontrol yang bisa digunakan oleh pengusaha, seperti analisis deviasi. Yaitu membandingkan antara perencanaan dengan aktualisasinya. Kalau misal terjadi perbedaan, berapa prosentasenya ? menguntungkan apa tidak?. Karena jika actualnya lebih kecil, belum tentu tidak menguntungkan bagi usaha yang dijalankan. Biaya yang lebih kecil akan lebih baik dan menguntungkan, karena berarti terjadi efisiensi usaha. Akan tetapi jika pendapatan yang lebih kecil dari perencanaan, tentu tidak menguntungkan.
Masih banyak A (action) yang lain yang bisa dilakukan. Prinsipnya dalam bisnis, jangan terlalu banyak pertimbangan dan pertimbangan terus. Yang diperlukan, bertindak (action), bertindak (action) dan bertidak terus (action). Bagaimana dengan anda?