Jumat, 24 Februari 2012

YANG PENTING ACTION DULU


Banyak orang terlalu banyak berfikir ketika akan memulai usaha. Mesti dimulai kapan ? modalnya dari mana ? pemasarannya bagaimana ? dan berbagai pertanyaan lainnya. Akibatnya yang muncul bukanlah keyakinan, akan tetapi justru keraguan yang terus menghantui. Dan kemudian bisa dipastikan keinginan memulai usaha tersebut, pelan tapi pasti kemudian hilang.
Agama sebetulnya mengajarkan agar kita menghindari keraguan menuju sesuatu yang pasti. Keraguan hanya akan mendatangkan persoalan baru. Pertimbangan memang penting, akan tetapi jika terlalu banyak yang muncul justru perilaku yang terbalik. Keinginan menjadi pebisnispun berbalik seratus delapan puluh derajat.
Oleh karena itu, diperlukan keberanian memulai dengan segala risiko yang mungkin dihadapi. Hidup ini penuh dengan risiko. Berbuat sesuatu pasti ada risikonya, tidak berbuatpun juga mempunyai risiko yang tidak kalah kecil. Ibarat orang berkendara motor bisa mati karena kecelakaan, begitu juga orang tidur bisa meninggal karena rumahnya roboh. Kalau sudah demikian, akan jauh lebih nikmat kita menanggung risiko karena berbuat, dari pada tidak melakukan apa-apa.
Begitu juga dalam bisnis, risiko pasti ada. Tetapi jika dilakukan dengan perhitungan yang matang, langkah yang terecana, tentu risiko yang mungkin terjadi dapat diminimalisir. Terdapat Sembilan kunci bisnis yang sering disebut dengan “TEORI SEMBILAN A”
Pertama, bertindaklah dengan perencanaan yang matang (action 1). Dengan perencanaan yang baik, penyimpangan akan dapat diminimalisir. Dalam perencanaan ini, orang seringkali salah dalam menentukan prioritas, karena lebih mempertimbangkan figur terlebih dahulu daripada faktor lainnya. Seharusnya perencanaan yang baik dimulai dengan pembahasan apa yang mau dilakukan, bagaimana cara melakukan, baru kemudian siapa yang melakukan. Dengan demikian, figure yang dipilih sudah diberi batas wewenang, tugas dan tanggung jawab. Bukannya dibalik, memilih orang terlebih dahulu terus diberi cek kosong karena bisa berbuat apa saja sesuai dengan kemauannya sendiri.
Kedua, bertindaklah dengan mengorganisasikan usaha sebagaimana yang telah direncanakan (action 2). Usaha akan dapat berjalan dengan baik, jika dilakukan melalui perencanaan yang matang dan kemudian diorganisasikan  agar setiap individu yang terlibat bergerak sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya untuk mencapai tujuan organisasi. Jika diperlukan, usaha tersebut dapat didelegasikan kepada professional. Kenapa demikian ? kita baru bisa menjadi pengusaha beneran, kalau usaha dapat berjalan tanpa kita harus menungguinya terus menerus (bussines run without you).
Ketiga, bertindaklah terus mengembangkan usaha dengan pengawasan yang baik (action 3). Dengan pengawasan yang baik, pengusaha disamping dapat dapat mengamankan harta kekayaan usaha, juga dapat menjamin dipatuhinya kebijakan manajemen. Banyak alat kontrol yang bisa digunakan oleh pengusaha, seperti analisis deviasi. Yaitu membandingkan antara perencanaan dengan aktualisasinya. Kalau misal terjadi perbedaan, berapa prosentasenya ? menguntungkan apa tidak?. Karena jika actualnya lebih kecil, belum tentu tidak menguntungkan bagi usaha yang dijalankan. Biaya yang lebih kecil akan lebih baik dan menguntungkan, karena berarti terjadi efisiensi usaha. Akan tetapi jika pendapatan yang lebih kecil dari perencanaan, tentu tidak menguntungkan.
Masih banyak A (action) yang lain yang bisa dilakukan. Prinsipnya dalam bisnis, jangan terlalu banyak pertimbangan dan pertimbangan terus. Yang diperlukan, bertindak (action), bertindak (action) dan bertidak terus (action). Bagaimana dengan anda?













1 komentar:

Unknown mengatakan...

hanya itu pak????

Posting Komentar